Pernah mendengar istilah murai batu bordan? Ya, ini buah kreativitas beberapa penangkar murai batu, yang mengawinkan murai batu medan (Copsychus malabaricus tricolor) jantan dan murai batu borneo (Copsychus malabaricus suavis) betina. Tujuannya tentu ingin memadukan gaya dan karakter (mental) dari kedua murai batu berbeda ras. Sudah adakah bukti bahwa filial pertama (F1) dari perkawinan ini mampu mengumpulkan berbagai keunggulan dari kedua induknya, terutama bukti nyata di lapangan? Yuk, kita simak analisis Om Kicau berikut ini.
Murai batu silangan murai borneo dan murai medan
Bordan, hasil perkawinan murai batu borneo dan murai batu medan.
—-
Sebelumnya Om Kicau sekadar mengingatkan, bahwa sambil bersenang-senang dengan hobi burung, tidak ada  salahnya kita untuk “belajar benar”. Banyak kicaumania yang menyebut murai batu bordan merupakan hasil persilangan antara murai batu medan dan murai batu borneo.
Penggunaan istilah persilangan (crossing) pada kasus ini tidak tepat, karena crossing adalah istilah perkawinan antara dua spesies yang berbeda. Misalnya antara white-rumped shama (Copsychus malabaricus) dan white-crowned shama (Copsychus stricklandii). Kalau perkawinan seperti ini bisa disebut persilangan.
Adapun murai batu medan dan murai batu borneo masih satu spesies, yaitu Copsychus malabaricus, meskipun subspesies atau rasnya berbeda. Murai medan termasuk ras tricolor, dan murai borneo termasuk ras suavis. Sekali lagi, ini jika kita mau belajar benar, tanpa harus mengurangi kesenangan kita terhadap burung kicauan, khususnya burung murai batu.
Oke, langsung masuk ke pokok persoalan.

Murai batu bordan milik Amiexs Bird Farm.
—-
Baik murai batu medan maupun murai batu borneo mempunyai kelebihan masing-masing. Murai batu medan dikenal memiliki suara kicauan yang sangat variatif, dengan gaya tarung nagen, dan suara tembakannya keras. Adapun murai batu borneo memiliki kekhasan dalam gaya bertarung, yaitu menggembungkan dadanya. Jenis murai batu ini dikenal memiliki stamina prima, power kuat, dan mental bertarung yang bagus.
Nah, berbagai keunggulan inilah yang ingin disatukan pada keturunan hasil perkawinan dua murai berbeda ras tersebut. Diharapkan, F1 yang dihasilkan nantinya memiliki gaya bertarung yang atraktif, suara yang variatif, mental bertarung yang bagus, stamina prima, dan power kuat.
Karena belum ada upaya untuk membentuk galur baru dari anakan murai batu borneo dan murai batu medan, maka hasil yang diperoleh sangat bervariasi, dan belum bisa dijadikan kesimpulan final.
Ada kasus di mana F1 dari perkawinan berbeda ras ini mengungguli murai batu medan dalam berbagai even di Bali. Namanya Red King, hasil breeding Om D’Yan, yang sekaligus memolesnya menjadi murai jawara (silakan cek beritanya di sini).
Gaya bertarungnya masih sama seperti murai batu medan, yang sering memainkan ekornya dengan cantik. Ada juga F1 yang gaya bertarungnya seperti murai batu borneo, yaitu menggembungkan dada, atau bahkan kombinasi keduanya seperti pada murai bordan milik Om Amiexs, yang videonya bisa Anda lihat berikut ini :
murai bordan amiexs bird farm
http://youtu.be/m-rV2fiZhttp://youtu.be/m-rV2fiZ3zA3zA

Bagi para penangkar murai, sebenarnya masih banyak hal yang bisa dieksplorasi dari perkawinan murai beda ras. Misalnya, perlu dicoba bagaimana jika F1 dikawinkan dengan F1. Atau diteruskan lagi dengan perkawinan F2 dan F2, F2 dan F1, dan seterusnya.
Atau F1 betina dikawinkan dengan MB medan jantan, serta F1 betina dikawinkan dengan MB borneo jantan, dan lihat perbandingannya. Sebaliknya, F1 jantan dikawinkan dengan MB medan maupun MB borneo betina, untuk dilihat perbandingannya pula.

Murai batu bordan
Dengan melakukan berbagai percobaan, Anda bisa menentukan hasil akhir sesuai dengan keinginan. Misalnya apakah Anda ingin menghilangkan gaya mengembungkan dada. Atau tetap mempertahankan gaya ini, karena murai mania di Kalimantan juga menyukainya, namun burung bisa memiliki irama lagu yang lebih bervariasi dan tembakan yang lebih keras.
Bahkan, F1 ini bisa dikawinkan lagi dengan ras berbeda, yaitu murai batu ekor hitam (Copsychus malabaricus melanurus) untuk memperoleh variasi baru lagi. Ini menjadi tantangan yang mengasyikkan bagi para breeder murai batu di Indonesia. Ada yang mau??? (sambil makan mi instant cup date, he… he…)
Bagaimana dengan perawatan murai batu bordan? Ya sama seperti murai batu biasa. Lha wong masih satu spesies kok.
Semoga bermanfaat.
—-

0 komentar:

Posting Komentar